SELAMAT DATANG

I made this widget at MyFlashFetish.com.

Sabtu, 09 Oktober 2010

MAJALAH DINDING SEKOLAH DAN PENGELOLAANNYA



sekolah dikelola secara baik agar tetap eksis. Dengan pengelolaan yang baik, dihara
Majalah dinding atau lebih dikenal dengan singkatannya “MADING” yaitu salah satu jenis media atau sarana penyampaian informasi dan penyaluran minat dan bakat yang dikerjakan dan dikelola oleh kelompok tertentu serta diperuntukkan untuk kalangan tertentu pula.
Mading sangat mungkin dijumpai di banyak tempat seperti mesjid, sekolah, perpustakaan umum, instansi pemerintahan dan lain sebagainya. Hal ini karena mading bisa dikelola oleh siapa saja dan bisa ditempatkan dimana saja. Misalnya Mading Ikatan Remaja Mesjid, Mading LSM, Mading Kampus, Mading Sekolah dan lain-lain.
Mading sekolah adalah mading yang dikelola oleh suatu sekolah tertentu baik siswa maupun guru dan biasanya disajikan agar dapat dibaca oleh warga sekolah tersebut. Mading sekolah selain sebagai media untuk menyampaikan informasi (pengumuman atau berita) juga dapat dijadikan ajang atau sarana pengembangan minat dan bakat baik siswa maupun guru dalam bidang tulis menulis.
Mading juga sangat berperan dalam mengasah kemampuan siswa untuk belajar berorganisasi secara baik, melatih kedisiplinan karena harus bekerja sesuai jadwal, belajar untuk lebih kreatif dalam mencari ide-ide baru untuk tema dan tampilan mading, dan melatih siswa untuk bisa lebih bertanggungjawab terhadap tugas yang harus dikerjakannya.
Mengingat keberadaan mading sekolah memiliki arti yang penting baik bagi siswa maupun guru, maka hendaknya mading pkan mading akan selalu dapat terbit pada waktunya dengan tema-tema dan tampilan-tampilan yang menarik.
B. Manajemen Mading Sekolah
Mengelola sebuah media informasi tentu memerlukan kepengurusan yang baik, tertata rapi, dan berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Mading sekolah sekalipun diperlukan suatu kepengurusan atau organisasi agar semuanya bisa berjalan lancar.
Menurut Rachim (2006), dalam pengelolaannya mading harus memiliki dua manajemen yaitu manajemen organisasi dan manajemen redaksional. Kedua manajemen tersebut memiliki tugas yang berbeda satu sama lain.
a. Manajemen Organisasi
Manajemen organisasi dalam pengelolaan mading sebagai sebuah organisasi intra sekolah sangatlah diperlukan, karena tanpa organisasi ini pengelolaan mading akan sulit untuk berjalan dengan baik.
Manajemen organisasi dalam pelaksanaan tugasnya lebih bersifat administratif dan tidak berhubungan secara langsung dengan hal teknis penerbitan mading. Keberadaan struktur atau jabatan manajemen organisasi mading tergantung dari kebutuhan pengelolaan mading itu sendiri.
Menurut Rachim (2006), Manajemen organisasi mading biasanya dipimpin oleh seorang pemimpin umum, dibantu oleh beberapa seksi seperti seksi Administrasi, Keuangan, Sponsorship, dll., sesuai kebutuhan Mading.
Seorang pemimpin umum bertugas mengkoordinasikan kegiatan secara keseluruhan, bagian keuangan/bendahara bertugas mengatur keuangan terkait biaya operasional dan biaya penerbitan, bagian administrasi/sekretaris berperan terkait dengan surat menyurat terutama yang berhubungan dengan pihak luar seperti permohonan kesediaan wawancara atau lainnya. Bagian sponsorship bertugas mencari pihak-pihak yang mau berkontribusi dengan beriklan atau menyampaikan ucapan selamat dll, dengan perjanjian tertentu.
b. Manajemen Redaksional
Manajemen redaksional adalah manajemen yang bertanggungjawab langsung secara teknis terhadap proses penerbitan mading mulai dari penyusunan tema, penyusunan materi, pencarian bahan/berita sampai publikasi. Manajemen redaksional biasanya dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi dan di bantu oleh bagian-bagian lain yang ada di bawahnya seperti redaktur pelaksana, redaktur, reporter dan yang lainnya sesuai kebutuhan mading.
Pemimpin redaksi adalah orang yang adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas materi atau isi yang disajikan dalam mading. Redaktur pelaksana bertugas mengkoordinasikan tugas-tugas yang menyangkut keredaksian kepada para redaktur. Redaktur bertugas memberikan instruksi kepada para reporter untuk melakukan peliputan atau pencarian berita atau informasi yang akan disajikan. Setelah mendapat laporan atau bahan-bahan informasi dari reporter, tugas redaktur selanjutnya adalah melakukan proses editing naskah/tulisan serta melakukan rapat koordinasi untuk menentukan kelayakan naskah atau tulisan untuk diputuskan apakah tulisan tersebut layak untuk dipublikasikan atau tidak. Sedangkan seorang reporter bertugas mencari berita atau bahan informasi di lapangan sesuai dengan instruksi redaktur atau atas kemauan sendiri.
Dari uraian tentang manajemen mading sekolah dapat digambarkan contoh organisasi mading sekolah sebagai berikut :
Gambar. 1. Contoh Struktur Organisasi Mading
Struktur organisasi mading dapat dibuat disesuaikan dengan kebutuhan mading dengan mempertimbangkan jumlah personil, banyaknya kegiatan dan hal-hal lainnya, dan hal lain yang harus diperhatikan dalam penentuan struktur organisasi mading adalah bahwa penugasan sebaiknya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anggota.
C. Pembuatan Mading Sekolah
Setelah susunan kepengurusan atau Struktur Organisasi mading terbentuk, maka tahapan selanjutnya yang harus dijalankan oleh tim adalah pembuatan mading yang harus dikerjakan melalui beberapa tahapan. Agar pelaksanan pembuatan mading ini maka hendaknya setiap personil harus disiplin dan bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi tugasnya.
Sebelum masuk pada pembuatan mading itu sendiri sebaiknya Tim Mading melaksanakan rapat untuk mendiskusikan hal-hal yang penting agar diketahui dan difahami bersama oleh setiap personil Mading. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya.
a. Waktu Terbit
Waktu terbit mading perlu menjadi bahan diskusi, hal ini karena ada beberapa alasan salah satunya agar pelaksanaan kegiatan pembuatan mading itu tidak mengganggu waktu belajar seperti situasi menjelang pelaksanaan ujian. Selain itu waktu terbit mading harus diperhatikan jangan sampai mading terbit menjelang liburan sekolah, sebab apabila mading terbit dan di pasang menjelang libur sekolah mading itu akan sia-sia karena tidak ada yang membaca.
Waktu terbit Rutin mading pun sebaiknya diperhatikan dan dijadwalkan sedemikian rupa sehingga mading bisa terbit secara rutin dan waktu terbitnya juga tepat. Penerbitan mading sekolah bisa dilakukan misalnya setiap 2 minggu sekali atau setiap satu bulan sekali. Penggantian mading sebaiknya jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama sebab bila mading diganti terlalu cepat barangkali belum sempet dibaca orang lain sehingga sangat sayang jika apa yang telah dikerjakan tidak berguna. Begitupula jika penggantian mading dilakukan terlalu lama mungkin akan menimbulkan efek bosan bagi pembaca, sehingga mereka enggan untuk datang melihat mading.
b. Tema
Mading yang diterbitkan sebaiknya memiliki Tema yang berbeda-beda untuk setiap kali terbit. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak bosan dengan satu tema yang disajikan dan juga diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca tentang tema-tema yang disajikan.
Pemilihan tema mading sangat bebas bisa, misalnya mengenai remaja, IPTEK, Seputar Kegiatan Nasional atau Internasional terkini, atau juga dapat disesuaikan dengan bulan-bulan terbit seperti bila terbit bulan januari bisa mengulas masalah tahun baru, bila terbit bulan April bisa mengulas masalah kepahlawanan atau semangat Juang R.A. Kartini, dll.
c. Rubrik
Rubrik mading merupakan topik-topik yang dapat disajikan dalam mading. Rubrik mading bisa saja sama setiap kali terbit, atau bisa juga berubah jika diperlukan. Jumlah dan jenis rubrik dalam mading tergantung dari kesepakatan bersama anggota tim. Apabila rubrik sudah ditentukan maka langkah berikutnya akan memudahkan dalam pembagian pelaksanaan tugas. Misalnya setiap rubrik yang sudah ditentukan dibebankan kepada dua, tiga, atau lebih anggota dan mereka bertanggungjawab untuk mengisi rubrik tersebut.
Meskipun rubrik mading dapat berubah-ubah, namun sebaiknya ada beberapa rubrik yang dipertahankan setiap kali terbit. Beberapa contoh rubrik yang dapat dimuat dalam mading sekolah misalnya :
- Berita Seputar Sekolah
- Cerpen
- Puisi
- Sahabat mading
- Surat Pembaca
- Profil Siswa / Guru
- Dll.
d. Jadwal Kerja
Dalam pelaksanan kegiatan pembuatan mading penjadwalan adalah sesuatu yang harus dibuat apabila mading ingin bisa terbit tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Penjadwalan bisa didasarkan pada tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan seperti batas akhir pengumpulan materi, penyortiran materi layak terbit atau tidak, editing, layouting, dekorasi dll. Jadwal yang sudah ditetapkan sebaiknya dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan mading adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi merupakan tugas seorang reporter. Materi yang dapat ditampilkan dalam mading dapat berasal dari mana saja seperti :
1. Hasil Studi Pustaka
Studi pustaka dapat dilakukan melalui buku, majalah, koran, internet, dan lain sebagainya.
2. Hasil Survey atau pemantauan langsung di lapangan
Seorang reporter dapat mencari sumber berita dengan terjun langsung ke lapangan untuk meliput peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang terjadi di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat.
3. Hasil Interview/Wawancara
Wawancara dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari orang-orang yang bersangkutan seperti pakar, praktisi, profesional, pengamat, pelaku, kor




                                                      

Selasa, 05 Oktober 2010

ASAL USUL SEJARAH DESA KOTARAJA


oleh Zendy Tekajesa Smeksa pada 20 September 2010 jam 13:06
Pada zaman sebelum kerajaan bali,kotaraja adalah salah satu bagian kampung dari desa loyok yang pada saat itu di pimpin oleh Raden Lung negareRaden lung negare mempunyai saudara yang bernama Raden Sute NegareNamun raden lung negare tidak akur dan sering berkelahi dengan saudaranya yaitu raden sute negare,sampai akhirnya raden lung negare memilih untuk pergi dari kerajaan di karnakan sudah tak tahan dengan pertengkaranya dengan saudaranya yaitu raden sute negare, Raden lung negare mengembara mengikuti arah angin sampai akhirnya raden lung negare memilih untuk beristirahat di suatu tempat dan akhirnya menetap di sana yang akhirnya tempat tersebut di beri nama kotaraja,dalam hijrahnya ke kotaraja raden lung negare membawa sapu jagat dan sebuah beduk yang sampai sekarang beduk tersebut masih tersimpan dengan rapi bahkan masih di gunakan di masjid jami’ raudatul mutaqin Pada zaman belanda kotaraja di pecah menjadi 2 bagian yaitu kotaraja utara dan kotaraja selatan,kotaraja utara di pimpin oleh mamik rumilang sedangkan kotaraja selatan di pimpin oleh jero jalaludin. Pada zaman jepang tahun 1942-1945 kotaraja mengalami pergantian pimpinan mamik rumilang di gantikan oleh H.L Sirajudin sedangkan jero jalaludin di gantikan oleh H.L Abdul Muit.

Pembagian wilayah kedusunan Kotaraja utara meliputi daerah kedusunan dayan peken,pedaleman utara sampai dengan tetebatu. Kotaraja selatan meliputi daerah kedusunan sebelah utara dalem lauq sampai ke selatan ke desa montong baab/dayan kawat

Pada zaman dahulu masyarakat bangsawan dan masarakat jajar karang di desa kotaraja bertempat tinggal di tempat yang berbeda dan juga memiliki pimpinan masing-masing. 1.kotaraja utara memiliki 2 kekeliangan -keliang jero/bangsawan di pimpin oleh H.L Ismail -keliang jajar karang di pimpin oleh papuk jahre 2.kotaraja selatan juga memiliki 2 kekeliangan -keliang jero/bangsawan di pimpin oleh H.L Abdul jabar -keliang jajar karang di pimpin oleh jeroayah tawapPada tahun 1962-1982 sistem pemerintahan di kotaraja menjadi mandiri dengan di gabungkanya kotaraja selatan dan kotaraja utara menjadi SatuYang kemudian di pimpin oleh Raden H.L ilyas Dengan batas-batas desa Utara = desa tetebatu Selatan =desa loyok Timur desa lendang nangka Barat =desa pringga jurangTerdiri dari 5 keliang yang di pimpin oleh kepala desa H.L.MarzukiAll = 1.keliang dayan peken dan otak desa di pimpin oleh HL.Sainudin 2.keliang dalem lauq,tibu karang di pimpin oleh bapak japsari 3.keliang jabon dan dasan petung di pimpin oleh L.Sukarmi 4.keliang marang utara dan marang selatan di pimpin oleh H.Akub 5.keliang lingkok marang dan tanggluk di pimpin oleh amak marzukiPada tahun 1983 sampai sekarang kotaraja di bagi menjadi 10 kekeliangan atau sekarang di kenal dengan kedusunan yang di pimpin oleh kepala desa H.L M Yunus 1.kadus dalem lauq = bapak japsari 2.kadus tibu karang =amaq sumaidi 3.kadus dasan petung =L.Abdurrahman 4.kadus jabon =H.L Jayadi 5.kadus dayan peken = H.L Puadi 6.kadus otak desa =mahrup 7.kadus marang utara =H.L Mas’ud 8.kadus marang selatan =amak munawarah 9.kadus lingkok marang =amak rahil 10.kadus tanggluk =amak marzuki

sumber=LL.SURAJAcreated by=L.Hendry bagus setiawan nugaba